Di Indonesia, penggunaan kertas untuk membungkus makanan telah banyak digunakan. Para penjual biasanya akan membungkus makanan menggunakan kertas berwarna cokelat.

Kertas berwarna cokelat yang umum digunakan ini disebut juga kertas nasi. Biasanya kertas bungkus makanan berwarna cokelat ini digunakan untuk membungkus makanan yang tidak berkuah seperti nasi goreng, nasi kuning, sate dan lain sebagainya.

Penggunaan kertas nasi untuk membungkus makanan dianggap lebih aman dibanding dengan menggunakan plastik atau koran. Padahal sebuah penelitian menunjukkan jika penggunaan kertas cokelat untuk membungkus makanan memiliki bahaya bagi kesehatan tubuh.

Mengutip dari laman Lembaga Ilmiah dan Penelitian Indonesia (LIPI), kertas cokelat yang digunakan sebagai pembungkus makanan mengandung zat bisphenol A atau yang biasa disebut BPA. Zat BPA merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik.

Salah satu peneliti dari New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D, mengungkapkan kandungan zat BPA pada kertas bungkus makanan ini sangat tinggi. Penggunaan BPA pada kertas nasi bertujuan agar kertas bungkus makanan ini lebih tahan terhadap panas. Umumnya kertas bungkus makanan berwarna cokelat ini terbuat dari hasil daur ulang.

Merangkum dari berbagai sumber, berikut bahaya kertas bungkus makanan yang umum ditemukan di masyarakat. Penggunaan kertas nasi yang biasa digunakan untuk membungkus makanan pun perlu diwaspadai.

 

1. Meningkatkan Risiko Kanker

Bahaya kertas bungkus yang pertama adalah dapat meningkatkan risiko kanker. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kertas bungkus makanan berwarna cokelat ini mengandung BPA. Paparan zat BPA secara berulang dalam jangka panjang tentu dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Para ahli mengungkapkan jika zat BPA dapat meningkatkan risiko kanker payudara, prostat dan jenis kanker lainnya. Zat BPA juga dapat mengganggu efektivitas kemoterapi dalam pengobatan kanker sehingga penggunaan kertas cokelat untuk membungkus makanan perlu diperhatikan penggunaannya.

 

2. Infeksi Bakteri

Penelitian yang dilakukan LIPI mengungkapkan jika dalam kertas pembungkus makanan hasil daur ulang mengandung bakteri sekitar 1,5 juta koloni per gram. Artinya, dalam setiap lembar kertas bungkus makanan bisa mengandung sekitar 105 hingga 150 juta bakteri.

Meski tidak semua jenis bakteri dapat membahayakan tubuh, namun kontaminasi bakteri tetap harus diwaspadai. Pasalnya beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan penyakit dan infeksi pada manusia seperti infeksi saluran pernapasan hingga penyebab gangguan pencernaan.

 

3. Meningkatkan Risiko Gangguan Reproduksi

Bahaya kertas bungkus yang selanjutnya yaitu meningkatkan risiko gangguan reproduksi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Brigham and Women’s Hospital di Amerika Serikat yang dikutip dari laman Medical News Today.

Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa paparan zat BPA dapat mengganggu proses pematangan sel telur wanita. Hasil studi lainnya pada tahun 2015 juga menunjukkan jika zat BPA dapat mengganggu fungsi endokrin yang akan berdampak pada bagian hipotalamus otak dan kelenjar pituitari.

Kondisi tersebut berdampak besar dapat mempengaruhi kondisi pubertas, ovulasi, hingga dapat menyebabkan kemandulan. Untuk itu penggunaan kertas bungkus makanan sangat perlu diperhatikan untuk mencegah risiko gangguan reproduksi yang tidak diinginkan.

 

4. Risiko Gangguan Perkembangan Otak Janin

Selain meningkatkan risiko gangguan reproduksi, bahaya kertas bungkus berwarna cokelat ini juga berpotensi mengganggu perkembangan otak janin selama masa kehamilan. Beberapa studi bahkan menyebutkan jika paparan zat BPA pada janin dapat menyebabkan cacat atau kelainan saat dilahirkan.

Berdasarkan uraian bahaya kertas bungkus di atas, wajib diperhatikan dalam penggunaan kertas cokelat untuk membungkus makanan. Namun lebih lanjut, Dr. Lisman Suryanegara dari LIPI mengungkapkan pembungkus kertas tetap aman digunakan jika bahan berbahaya tersebut tidak bermigrasi pada makanan.

Migrasi zat BPA pada kertas bungkus makanan dapat diminimalkan dengan melapisi kertas kemasan daur ulang dengan daun, kertas food grade atau plastik PE. Teknologi coating (pelapisan) yang kini telah banyak dikembangkan membantu untuk menghambat migrasi zat berbahaya dari kertas daur ulang.

 

Pemilihan bahan untuk melapisi kertas cokelat harus diperhatikan dengan baik. Pilihan bahan plastik yang sesuai standar dan aman digunakan dapat Anda pesan di Rhinoplas. Produsen plastik PVC terbesar di Surabaya ini menghasilkan berbagai macam kebutuhan plastik. Dengan kecanggihan mesin yang digunakan, produk aneka plastik yang dihasilkan Rhinoplast tentu berkualitas dan terbaik. Klik di sini untuk mengetahui selengkapnya.